“Kenapa sih, udah dua minggu ini paman nggak turun ke ladang?” sapa mas Bejo pada paman petani di pos Hansip malam ini.
“Lagi malas nih, mas. Rada-rada gak enak body,” sahut paman petani sekenanya.
“Loo…? Nggak enak body kok ikutan begadang? Mana ngebul terus lagi, pliss paman, jaga kesehatan,” mas Bejo ikut mencomot rokok lintingannya paman petani.
“Sebenarnya bukan nggak enak body sih, cuma lagi suntuk aja. Akhir-akhir ini aku sering nggak konsentrasi, mas”
Paman petani menyalakan rokok lintingannya yang kedua, lalu meneruskan omongannya.
“Kayaknya aku lagi jatuh cinta nih, mas. Cuma aku ragu, apakah rasaku ini tepat pada tempatnya? Apakah cintaku ini bukan cinta terlarang?”
“Nggak ada larangan kok kalau paman jatuh cinta, asal jangan jatuh cinta sama jeng Nana aja…”
“Se guru se ilmu tidak akan saling mengganggu, mas. Jeng Nana tetap milikmu”
“Hhmm… terus jatuh cintrong ama siapa dong, paman…?”
“Ssstt… ini rahasia kita, yah. Jangan sampai ketahuan Ibu2 dan pak Totok, bahaya!”
“Oke, percaya deh pokoknya padaku. Mas Bejo…… gitu looo…..”
“Nng…… Kayaknya aku jatuh cinta sama si bu rt, neh……”
“Hahh…?hlo bu rt kan tetangga paman sendiri…?”
“Makanya, mas. Aku bingung, cinta itu memang buta ternyata……”
Gubrakk…… Mas Bejo terkapar mendengar nama Bu rt disebut. Tinggal lah paman petani yang panik sendiri, sambil berusaha memberikan nafas buatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar