Anak-anak korban bencana butuh sekolah dan buku,
Dia saat anak-anak korban bencana butuh sekolah dan buku dan butuh perhatian pemerintah akan keberlangsungan pendidikan mereka, tapi apa yang mereka dapatkan? Mereka justru disuguhkan pelajaran bertengkar dari dua pemimpin bangsa mereka. Para orangtua yang memulai menggarap kebun dan masih menuntut kepada pemerintah atas penggantian ternak mereka,malah dihadapkan pada polemik kekuasaan yang tiada habis-habisnya.
Kalau suatu saat nanti rakyat sudah capai diperlakukan seperti ini, Rakyat akan mengingat pemimpin dengan cara akan memperlakukan Pimpinan di Negeri ini dengan cara yang lebih menyakitkan. Sayang sekali Para Pemimpin ini punya mata tapi seolah tidak melihat. punya telinga tapi seolah tidak mendengar... punya mulut tapi dpakai untuk menebar kebohongan demi kekuasaan... penjara dan rumah sakit jiwa di Indonesia memang sudah nggak cukup menampungnya ... , untuk urusan istimewa seperti kekuasaan sultan, keduanya begitu peduli dan sibuk. Tapi begitu rakyat menuntut keistimewaan yang sudah menjadi hak-hak mereka, tak ada yang peduli.
Sudah saatnya kedua belah pihak yang berseteru mengakhiri polemik yang tidak menarik ini. Dan meminta agar elite politik tidak bermain-main untuk memperkeruh polemik demi kepentingan pribadi. Karena jika ini terus dilanjut, rakyatlah yang dirugikan, karena setiap hari disuguhi intrik dan kebobrokan elite. Sadarlah wahai para pemimpin, jangan sampai Allah turunkan erupsi yang lebih besar lagi untuk negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar