Pages

Rabu, 09 November 2011


HARI PAHLAWAN

Sebuah ungkapan terkenal menyatakan bahwa, Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawannya. Dan Bangsa tanpa pahlawan sama artinya Bangsa yang tak memiliki sebuah kebanggaan. Jika sebuah bangsa tidak memiliki tokoh yang bisa dibanggakan, maka bangsa itu adalah bangsa yang tak memiliki harga diri. Bahkan bisa menjadi sebuah bangsa kelas teri, diremehkan oleh bangsa-bangsa lain. Karena itu, sudah sepantasnya setiap bangsa memiliki tokoh yang disebut pahlawan.

Seorang Pahlawan akan menjadi sangat penting karena ia akan memberikan suatu inspirasi dan motivasi. Inspirasi untuk selalu memperbaiki kondisi bangsa ini. Dan me-motivasi agar bangsa ini terus bangkit, dan menjadi suatu bangsa yang bisa dibanggakan.

Yang menjadi pertanyaannya adalah, Bisakah kita mengambil, inspirasi dan motivasi dari perjuangan mereka untuk dapat memperbaiki bangsa ini? Apa peringatan Hari Pahlawan yang selalu kita peringati setiap tanggal 10 November ini hanya sebuah seremonial belaka, sebuah peringatan yang tanpa makna, ….? sugguh ironis memang,…!

Kita tahu setiap generasi, memang memiliki persoalan dan tantangannya masing-masing. Dulu, musuh utama bangsa kita ini adalah penjajah. mereka dengan congkak-nya mengoyak-ngoyak harkat dan martabat bangsa. Maka pekik Heroisme Merdeka dan Allahu Akbar untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan pun menjadi pekik yang tidak pernah berhenti disuarakan.
Lalu, Bagaimana dengan sekarang, siapa yang layak menjadi musuh bangsa kita sekarang? Musuh besar kita tak lain dan tak bukan adalah korupsi, kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan. Itulah sejumlah masalah utama yang sedang dihadapi bangsa ini.

Korupsi seperti sebuah penyakit kronis yang sulit disembuhkan. Orang justru berlomba-lomba mengeruk uang negara. Dan, itu terjadi di semua level yang menyebar baik di pusat maupun di daerah. Hampir di semua jajaran, baik yudikatif, legislatif, maupun eksekutif, terjangkit penyakit kronis yang satu ini. Naudzubillah.

Angka kemiskinan semakin hari bukannya semakin menurun, malah semakin bertambah saja. Pengangguran meningkat tajam, imbas dari banyaknya perusahaan yang gulung tikar karena tidak bisa menutup biaya operasional dan biaya-biaya tinggi lainya yang dibebankan oleh beberapa oknum pejabat pemerintah daerah dan pusat. 

Kini, bangsa kita semakin terpuruk, banyak sekali masalah yang menyelimuti selama ini, terutama masalah hukum dan keadilan, rakyat kita sudah tak bisa lagi mempercayai institusi negara yang ada. baik kepolisian maupun kejaksaan. Sudah tidak lagi diisi oleh orang-orang yang memiliki sifat kepahlawanan. Bahkan ada sebagian dari mereka yang menggadaikan jabatannya kepada seseorang yang jelas-jelas nyata terlibat masalah korupsi. Hukum dijadikan alat untuk mengeruk keuntungan pribadi dengan sebanyak-banyaknya.
Jual-beli perkara pun dilakukan tanpa sembunyi-sembunyi. Pasal-pasal diatur sedemikian rupa untuk kepentingan segelintir orang yang punya uang. 

Para oknum seperti ini, sudah tidak punya lagi yang namanya hatinurani, mata hatinya dibutakan oleh kepentingan sesaat. Maka mereka sangat tidak pantas lagi untuk tetap menduduki jabatannya, mengundurkan diri, mungkin itu kata pantas untuk mereka, karena bangsa ini masih punya banyak orang yang pantas untuk menjalankan amanat rakyat, amanat para pahlawan yang telah rela mengorbankan jiwa raganya demi bangsa dan negara agar bangsa ini bisa sejajar dengan bangsa-bangsa di dunia.
Wasalam

Kamis, 06 Oktober 2011

NAMA - NAMA NABI

NAMA-NAMA NABI  :

1  Nabi.ADAM, 
2. Nabi IDRIS,  
3. Nabi NUH,  
4.  Nabi HUD,  
5. Nabi SOLEH,  
6. Nabi IBRAHIM, 
7. Nabi LUTH,
8. Nabi ISMAIL,  
9. Nabi ISHAK, 
10. Nabi YA’KUB,  
11. Nabi YUSUF,  
12. Nabi AYYUB,  
13. Nabi SYU’AIB,  
14. Nabi MUSA,  
15. Nabi HARUN,  
16. Nabi ZULKIFLI,  
17. Nabi DAUD,  
18. Nabi SULAIMAN,  
19. Nabi ILYAS,  
20. Nabi ILYASA’,  
21. Nabi YUNUS,  
22. Nabi ZAKARIA,  
23. Nabi YAHYA,   
24. Nabi ISA, dan terakhir   
25. Nabi MUHAMMAD. SAW

Dari keturunan Nabi Ibrahim, mempunyai anak Ismail dan Ishak.
Dari Ishak, terdapat silsilah keturunan nabi-nabi  sebanyak 14 nabi hingga pada Nabi Isa.
Kecuali Syu’aib dari keturunan Nabi Luth.
Dari Ismail, terdapat keturunan hanya seorang nabi yaitu Nabi  Muhammad, dan  sebagai Nabi Terakhir.

Masing-masing Nabi membawa ajaran risalah kerasulan. Sebagian besar ajarannya hanya terbatas untuk kaumnya, dengan tuntunan ajaran sesuai perkembangan jamannya , sesuai tingkat perkembangan sosial kemasyarakatan pada masanya. 

Bentuk-bentuk kewajiban ibadah menyembah Tuhan Allah belum selengkap sebagaimana yang telah dituntukan melalui Nabi Muhammad.

Sedang pada nabi Muhammad sebagai penutup para Nabi, tuntunan risalah  kerasulan sudah bersifat komplek menyeluruh, universal dan untuk menjadi tuntunan seluruh umat dimuka bumi. Ajaran tuntunannya  sebagai agama diperuntukan untuk semua umat manusia dimuka bumi, tidak untuk kaum tertentu, suku tertentu atau bangsa tertentu;  dengan Al Qur’an sebagai tuntunan.

Muhammad sebagai Nabi penutup Rasulullah. Tidak akan ada nabi lagi. Al Qur’an sebagai pedoman ajarannya. Sedang kitab zabur, taurat dan injil yang menjadi risalah nabi-nabi sebelumnya;  esensi pokok kandungannya sudah tercantum dalam Al Qur’an.

Senin, 26 September 2011

ANALISA SIAPA YG MEMBIDIK KURSI ADIPATI JEPARA

ANALISA SIAPA MEMBIDIK ADIPATI JEPARA

Beberapa bulan ini saatnya masa yang sangat menentukan bagi perjalanan Jepara lima tahun kedepan,tepatnya 2012 -

2017.sebab proses regenerasi nahkoda Jepara sekarang sedang berjalan untuk mencari pengganti Hendro Martoyo yang akan berakhir masa jabatannya tanggal 5 Maret 2012.Hendro sudah menjabat dua periode 2002-2007 dan 2007-2012, berdasarkan amanat undang-undang ia hanya boleh menjabat dua periode berturut-turut,lalu siapakah yang layak dan pantas menduduki kursi Jepara .I.menggantikan Hendro Martoyo?

Berdasarkan data Kab.Jepara adalah salah satu kandangnya BANTENG ( PDI Perjuangan )di Jawa Tengah,yang terbukti dalam beberapa pemilu/pileg PDI Perjuangan mampu meraih suara terbanyak.Pemilu legislatif lalu PDI Perjuangan mampu meraup dukungan 86.303 suara( 16,7 %) mengungguli suara PPP,GOLKAR,DEMOKRAT dll,PPP mendapatkan 81.465 suara ( 15,7 %) Gerindra 53.125 suara ( 10,3 %) Partai Golkar mendapat 52.545 suara ( 10,1 %)Sementara partai Demokrat hanya mampu meraup suara 34.294 suara ( 6,6 %)di bawah PKB yang mampu meraup suara 37.196 suara( 7,2 %).PAN 27.175 suara( 5,2%)Hanura 24.818 (4,8%)PKNU 23.524 (4,5%)PKS 18.970 (3,7%)Barnas 16.396(3,2%)diluar itu terdapat 26 parpol yang tidak mendapatkan kursi secara akumulatif memperoleh 12 persen dari total suara yang sah.

Melihat hasil itu hanya PDI Perjuangan dan PPP yang bisa mengusung calonnya masing-masing tanpa harus berkoalisi dengan partai-partai yang lain karna mampu meraih korsi masing-masing 9 kursi.H.Yuli Nugroho SE. Ketua DPC PDI Perjuangan yang merupakan Ketua DPRD Jepara,memasang spanduk serta baliho dimana-mana,

H.Ahmad Marzuki Ketua DPC PPP yang sekarang menjabat Wakil Bupati berpeluang besar untuk naik TAHTA menjadi Bupati karna disamping telah memenuhi ketetapan jumlah kursi yang didapat, sebagai wakil bupati tentunya mempunyai banyak waktu untuk mensosialisasikan dirinya baik selaku incumben juga selaku Kiyai sekaligus Ketua PPP yang sudah terkenal dengan undangan ceramah-ceramahnya secara GRATIS.Dan tinggal menunggu surat keputusan/ rekomendasi dari DPP PPP. Salam.

Sabtu, 06 Agustus 2011

DOA UNTUK SEMESTA


Yâ Rahmân Yâ Rahîm
Dari Timur sampai Barat, dan apapun yang berada di antara keduanya. Dari Selatan sampai Utara, dan apapun yang berada di antara keduanya. Dari bumi sampai langit, dan semua makhluk yang menjadi penghuninya. Dari darat sampai lautan, dan semua makhluk yang mendiaminya. Kasihilah mereka Tuhan, sayangilah mereka, sebagaimana Engkau mengasihi dan menyayangi mereka saat menciptakannya.

Yâ Mâlik Yâ Quddûs
Untuk saudara-saudaraku yang teraniaya, untuk saudara-saudaraku yang tertindas dan terpinggirkan. Untuk saudara - saudaraku yang merasa paling benar, paling pintar, dan paling tahu segala hal. Lindungilah mereka dalam naungan cinta dan kasih-Mu, sucikanlah hati dan pikiran mereka dengan limpahan anugerah kearifan-Mu.

Yâ Salâm Yâ Mu’min
Untuk saudara-saudaraku yang kebingungan ke mana harus mengarahkan pandangan, ke mana harus menatap keindahan cahaya-Mu. Untuk saudara-saudaraku yang merasa asing di tengah-tengah gelak tawa kesombongan dan keangkuhan. Berilah mereka keselamatan, limpahilah mereka keamanan, dan peluklah mereka dalam kedamaian cinta-Mu.

Yâ Muhaimin Yâ ‘Azîz
Untuk saudara-saudaraku yang telah dirampas kepercayaannya, yang telah dikebiri hak-hak kemanusiaannya. Untuk saudara-saudaraku yang terlalu lama terdiam dalam ketakutan yang mencekam, ketakutan atas kemiskinan, ketakutan atas hilangnya kehormatan. Peliharalah mereka dalam taman keagungan-Mu, sentuhlah mereka dengan sepercik embun kebesaran-Mu.

Yâ Jabbâr Yâ Mutakabbir
Untuk saudara - saudaraku yang hidup dalam kehinaan pandangan-Mu, terperosok dalam jurang kesesatan yang begitu dalam, dan terpenjara dalam kegelapan ruang kebodohan. Untuk saudara-saudaraku yang masih saja sombong dan angkuh untuk bisa memahami perasaan orang lain. Angkatlah mereka Tuhan, angkatlah mereka, dan letakkanlah di atas bumi pengampunan-Mu.

Yâ Khâliq Yâ Bâri’u
Untuk saudara-saudaraku yang sibuk dengan kesenangannya sendiri, sibuk dengan nafsunya sendiri, yang senantiasa menari-nari di atas kehinaan dan penderitaan sesamanya. Untuk saudara - saudaraku yang telah gelap mata, yang telah mati nuraninya, yang telah beku hatinya. Siramilah mereka Tuhan, siramilah mereka dengan kesejukan cinta kasih-Mu.

Yâ Mushawwir Yâ Ghaffâr
Untuk saudara-saudaraku yang terlupa dengan kewajibannya, yang terlena oleh keindahan dunia, yang terpesona oleh kefanaan dirinya. Untuk saudara - saudaraku yang terlalu bangga dengan kapandaiannya, kehormatannya, kedudukannya, maupun kekuasaannya. Ingatkanlah mereka Tuhan, ampunilah mereka, maafkanlah mereka dengan kelembutan kasih sayang-Mu.

Yâ Qahhâr Yâ Wahhâb
Untuk saudara-saudaraku yang suka mengolok-olok orang, menghina dan mencerca teman maupun saudaranya. Untuk saudara-saudaraku yang bangga jika dapat mempermalukan saudaranya, mengalahkan musuhnya, maupun membenci orang yang telah menyakitinya. Tolonglah mereka Tuhan, ajarilah mereka bagaimana cara untuk tidak membenci sesama.

Selasa, 02 Agustus 2011

Yang tak pernah kau tahu siapa aku


Aku berjuang diantara pena dan buku - buku yang melingkari waktuku,
Kukumpulkan huruf - huruf yang berhamburan,
di jiwa...
di raga...
difikiranku...!

Kukembangkan istana layar khayalku.
Keinginan tlah menjelama bagai Dewa, Untuk mengarungi samudra kenyataan.
Aku berdiri tegak pada simpang kehidupan,
Dengan tatap mata tajam memandang hari depan yang merindukan ... harapan!

Cangkulku adalah renunganku...
Mata hatiku adalah pisau...
Kudapat kepastikan apa yang kumau.
Air mataku adalah syair kehidupan,
Sampai kubilang mati itu adalah keindahan,

Bulanlah yang memberiku mimpi - mimpi,
Anginlah yang mengajaku tuk mencari.
Dan aku sama sekali tidak peduli,
Walau aku harus muntah untuk menjawab tentang.... Diriku sendiri!

Aku adalah aku..
Yang tak pernah kau tahu...
Dan apa juga yang kau sangka!
Bay : Purnomo bin Somo Wardoyo

Senin, 01 Agustus 2011

Indonesiaku



Aku berharap Indonesiaku juga Indonesiamu.
Memang belum sangat jelas apakah Indonesiaku sama dengan Indonesia yang diteriakkan penyair Taufiq Ismail di dalam puisinya "Kembalikan Indonesia Kepadaku". Juga belum jelas apakah Indonesiaku sama dengan Indonesia yang dimaksud Bung Karno dalam "Indonesia Menggugat".

Banyak hal, ternyata, yang belum cukup jelas di dalamnya. Indonesiaku hasil sebuah dialog dan negosiasi politik yang lama, melelahkan, dan menyita kesabaran, dan membutuhkan toleransi terhadap semua kemungkinan aspirasi yang bermunculan dari sana sini. Tiap aspirasi harus diakomodasi dengan baik di dalam dan oleh semangat multikulturalisme yang tak henti-hentinya kita bangun.

Indonesiaku bukan hanya milikku, melainkan juga Indonesiamu, milikmu. Indonesiaku pelan-pelan kita dirikan di atas impian-impian dan aspirasi kultural yang sangat beragam, penuh variasi, penuh nuansa, dan membuat kita kaya, bagaikan taman bunga yang semarak dan harum dalam benak dan alam ideal kita.

Indonesiaku, pendeknya bukan sebutir kelereng, yang padat dan jelas sosoknya. Dengan akal pikiran aku bisa membayangkan bagaimana kira-kira rumusan politiknya. Tapi, aku belum bisa merasakannya dengan hati dan jiwaku karena rumusan-rumusan akal boleh jadi hanya bersifat teknis politis, dan itu pun di dalamnya bukan mustahil ada unsur "akal-akalan".

Selebihnya, konsensus politik sering tidak tulus mengabdi kepentingan bersama. Dalam tradisi kenegaraan kita, yang masih muda usianya, politik sering hanya berarti "tipu muslihat" untuk meraih kemenangan jangka pendek, dan tak peduli akan pentingnya membangun keadilan semesta alam bagi segenap warga negara dan manusia-manusia yang hidup di dalamnya.

Kerja politik sering agak sedikit dungu karena merasa sudah puas melihat "hasil" berupa terciptanya sosok besar sebuah "struktur" yang bagus wujudnya, tapi kering dan kosong, tanpa jiwa. Padahal, yang kita rindukan, dan hendak kita wujudkan, ialah "jiwa" ke-Indonesia-an, untuk memberi makna lebih riil pengertian "adil dan beradab" bagi semua kalangan. Juga, dan terutama, bagi mereka yang selama ini tertindas sepatu tentara, polisi, birokrat, pedagang, dan para politisi keparat yang telah menggadaikan jiwa mereka kepada semua setan yang membunuh kemanusiaan.

Indonesiaku hasil sebuah kerja kreatif, hasil imajinasi tentang apa yang luhur dan mulia, dalam ukuranku dan ukuran-ukuranmu semua, yang bukan hanya berbeda, melainkan juga berkebalikan satu sama lain. Tapi, tak berarti aku boleh, dengan barisan massa milikku, mengusirmu pergi dari bumi milik Tuhan ini.

Kau pun tak akan bisa mengusirku dari tiap jengkal tanah di mana aku berpijak, karena di mana pun aku berada, aku tak menjejak di atas tanah warisan Engkong dan Kakek moyangmu, melainkan di atas bumi milik Tuhan kita, yang ramah dan serba akomodatif terhadap semua makhluk-Nya. Adaku di bumi ini merupakan wujud "Titah-Nya", "Kehendak-Nya" dan "Tanggung Jawab-Nya".

Jadi, bagaimana mungkin di antara kita, sama-sama umat beragama, sama-sama makhluk beriman, bahkan satu agama dan satu iman, tapi hendak singkang-menyingkang dan usir-mengusir? Bukankah dialog dan negosiasi kita tentang Indonesiaku, dan Indonesiamu, belum lagi selesai?

Aku tidak tahu adakah generasi demi generasi di atas kita sudah gagal merumuskan ke-Indonesia-an yang teduh, enak, dan membawa rasa nyaman bagi kita semua? Aku hanya tahu mereka sudah berusaha dengan segenap cinta, tanggung jawab dan kesediaan berkorban. Dan, generasi kita, yang mungkin lembek dan kurang wawasan, akan bersedia gagal mewujudkan Indonesiaku, dan Indonesiamu, yang kita inginkan bersama, dan kita lalu memilih baku bunuh seperti binatang di rimba raya?

Indonesiaku memang bukan sorgaloka, dan seharusnya juga bukan rimba raya. Maka, siapa bilang ia tak mungkin diubah menjadi sejenis sorgaloka yang bersedia memberi tempat bagi kita semua untuk bisa merasa aman dan nyaman di dalamnya.

Indonesiaku, sekeping negeri yang diciptakan Tuhan dengan kasih sayang dan tanggung jawab. Dengan kasih sayang dan tanggung jawab-Nya, diciptakan kita dalam corak yang berbeda warna kulit, etnisitas, tradisi, dan bahasanya, cara pandang dan sikap-sikapnya terhadap hidup. Dan, Tuhan memelihara semua jenis perbedaan itu.

Lalu apa hak kita, yang bukan nabi, bukan wali, dan bukan orang suci, untuk bersikap seolah kita nabi dan orang suci, atau wali, hingga di mata kita perbedaan menjadi musuh dan barang terkutuk serta harus dimusnahkan dari muka bumi? Siapa yang memberi kita hak, bersikap seolah kita Tuhan?

Kita tahu urusan "halal-haram" dengan baik, tapi mengapa yang "haram" hanya mereka, sedang bagi kita segala kebejatan yang paling haram kita bungkus dengan jubah putih agar tampak seperti halal? Adakah kau kira Tuhan terpesona melihat kelicikan seperti itu?

Politik memang bisa, dan selalu, menipu. Orang banyak, yang lemah status sosial-politiknya, mudah pula ditipu. Dan, kita puas melakukan penipuan demi penipuan selama Indonesiaku berdiri. Tapi, mengapa Tuhan pun kita tipu?

Senin, 25 Juli 2011

” Hati Nurani “


Aku bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, Aku hanya insan yang teramanahkan, yang ingin menghidupkan matinya kehidupan melalui tulisanku yang sangat sederhana. Hasil dari ungkapan perasaan dalam hatiku yang paling dalam dan pikiranku yang kadang terlintas mengusik kesadaranku.

Saudaraku, Jangan sekali-kali mengabaikan suara hati nuranimu, yang menjagamu tetap terjaga dan berada dalam jalannya di koridor keselamatan dunia maupun akherat.

Saudaraku, hati nuranimu adalah nyata, Hatimu merupakan sarana pengendalian dirimu yang turut bersamamu dimanapun sejak kau dilahirkan di Dunia. Hatimu, Merupakan kasih saya Alloh SWT yang diberikan kepadamu, Agar dirimu selalu ada dalam keselamatan dunia dan Akherat. Nikmat Tuhan mana yang engkau dustakan ?

Sesulit apapun keadaan bangsa kita, sesulit apapun keadaan keluarga dan diri kita, pilihan terbaik hanya satu: ”Kita harus menjadi manusia tangguh.” Jangan putus asa atau menyerah. Bergeraklah terus karena segala sesuatu ada ujungnya. Tidak mungkin kesulitan akan terus menerus mendera kita. Bukankah di balik setiap kesulitan ada dua kemudahan? Wallahu a'lam bish-shawab.

Kreativitas akan semakin lengkap bila terlahir dari kejernihan hati sebagai buah dari ibadah yang berkualitas. Biasanya, hati yang jernih akan melahirkan firasat dan ide-ide cemerlang, yang akan menjadi nilai tambah dalam kehidupan. Saudaraku, setiap hari usia kita bertambah; setiap hari terjadi perubahan, dan setiap hari pula masalah semakin bertambah, semakin kompleks, dan semakin rumit. Karena itu, bila kemampuan kita tidak bertambah, maka cepat atau lambat masalah akan membinasakan dan menghancurkan kita.... !


Rabu, 06 Juli 2011

Hatiku yang Tersakiti


Aku diam merenung bersama serpihan perihku. Sakit ku mengingat saat kau di sisiku. Dulu, kau memberiku sebuah senyuman yang belum pernah ku dapatkan sebelumnya. Rasa itu terukir dalam dengan indah. Tapi tak ku sangka, rasa sayang yang selama ini kau beri hanyalah kebahagiaan yang semu. Kau mengagungkan sesuatu yang kau sebut cinta dengan topengmu, yang dibaliknya tersembunyi seribu bilah pisau yang siap menyerangku dan menusuk jantungku. Atas nama cinta, kau bersandiwara di depanku.

Saat kau bercerita tentang peran baikmu dalam sandiwara yang berbeda. Begitu lihai kau merangkai kata dan mengucap janji manis yang sangat indah terdengar. Awalnya aku bisa mengabaikan semua rayuan manismu, tapi kau memang takmau menyerah. Sehingga aku terbawa perasaan yang akhirnya hatiku luluh

waktu terasa berjalan begitu cepat hingga membuatku terjatuh dan tak sadarkan diri lagi. Bodoh aku yang percaya dengan ucapanmu. Kau membuatku berkorban hanya untuk dirimu. Diam-diam kau menusukku dari belakang dengan belati dibalik topengmu yang terukir indah. Kata-kata cinta yang kau beri racun, membuatku tidak menyadari sakit yang begitu dalam.

Apa kau masih menjunjung tinggi janji yang pernah kau berikan untukku? Janji bahwa kau takkan pernah meninggalkanku.

Mengapa hati ini masih menyimpan kenangan bersamamu? Setiap detik di sisimu terekam jelas dan tersimpan indah di sudut hati kecilku. Tapi semua itu hanyalah sandiwaramu, kau adalah seorang pemain yang memiliku seribu topeng dan beribu tipu muslihat untuk mendapatkan apa yang kau mau.

Kau mendekatiku dengan bualanmu untuk menjadikanku permainan. Setelah kau mendapatkan kesenangan yang kau cari, kau membuangku dan menganggapku tak pernah ada dalam hidupmu. Entah apa yang membuatmu melakukan semua itu. Apa rasa sakit yang pernah kau ceritakan itu yang membuatmu tak punya perasaan lagi seperti ini? Atau memang inilah dirimu yang sebenarnya?

Seharusnya aku mendengan apa kata mereka, tapi aku terlalu angkuh dengan perasaan itu. Ya…hatiku terlalu meninggikanmu karena terlalu mudah aku terbuai oleh setiap katamu. Salah ku memberimu kesempatan untuk bermain api dibelakangku. Sekarang aku hanya bisa menyesali kepolosanku berhadapan dengan orang sepertimu. Tapi apa gunanya rasa sesal itu? Aku telah tersakiti, perih yang sangat dalam dan aku harus membuang perasaan yang dulu kubanggakan. Aku malu dengan diriku.

Tak ada lagi kata yang bisa menggambarkan rasa sakitku yang begitu dalam. Kini ku merasa, kau adalah orang terjahat yang pernah ku temui selama hidupku.

Rabu, 22 Juni 2011

Polisi Jadi Sasaran,

ADA apa gerangan dengan polisi Indonesia? Mengapa instrumen negara itu dimusuhi? Adakah karena prestasi polisi dalam memporakporandakan aksi teroris, sehingga sisa-sisa teroris yang masih ada balas dendam?
Sejumlah anggota polisi terluka, menyusul menyalaknya bom di Masjid Adz Dzikra Kompleks Mapolresta Cirebon Jumat (15/4). Menurut Mardigu W Prasantyo, pengamat teroris, ini adalah teror bom ke 19 di Indonesia yang melukai 30 anggota dan menewaskan satu orang yang diduga adalah sang pelaku.

Sejak bom Bali, bom JW Marriot sampai bom buku, Maret lalu. Berarti bisa dikatakan setiap bulan selalu saja terjadi teror bom. Yang tidak habis pikir, bom bunuh diri di Cirebon mengapa justru terjadi di tengah-tengah umat Islam yang tengah bersembayang berjamaah?

"Tapi kenapa kok ini mesjid? Ketika umat Islam sedang berkumpul untuk bersembahyang?" kata Sarlito W. Sarwono, psikolog pengamat perilaku teroris. Ini lebih rumit lagi karena sudah masalah personal misalnya dimungkinkan adanya unsur dendam, dan kalau yang diserang sesama umat Islam, lantas di mana lagi letak jihadnya seperti yang selama ini mereka (para teroris, red) dengungkan?" kata Mardigu diwawancarai Metro TV Jumat (15/4).

Kelemahan intelijen?
Bom bunuh diri (suicide bomber) merupakan tindakan yang sulit diantisipasi. Kasus teror bom dengan cara bunuh diri di Indonesia sudah terjadi beberapa kali. Sejak yang paling dahsyat tahun 2005 bom bunuh diri yang tercatat di JW Marriot, di Kedutaan Australia, bom Bali I dan bom Bali II dan belakangan terjadi lagi di Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton.

Maka lagi-lagi pihak intelijen Indonesia yang dianggap kurang bekerja maksimal. Intelijen perlu dibekali dengan instrumen lebih lengkap lagi. Ini belajar dari kasus bom buku tidak ada penyidikan yang sifatnya teknis misalnya finger print dll. Bukannya di tempat-tempat tertentu sudah dipasang CCTV?

Banyak orang menyatakan, dalam kondisi sekarang ini, "Intelijen Indonesia sangat memrihatinkan, ini harus ada bantuan dan kerjasama dari masyarakat untuk memerangi terorisme," lanjut Mardigu.
Masih menurut dia, inteligen Indonesia harus dibekali dengan teknologi moderen. Seperti agensi di Amerika atau negara-negara lain, meski orangnya tidak banyak, tapi alatnya canggih dan memahami.
Di lain persoalan, Ahmadyani Komisi III DPR RI, mengatakan, bom Cirebon tampak sekali ada upaya untuk mengadudomba sesama umat Islam dan sesama bangsa Indonesia.

Sementara KH Makhruf Amin dari MUI, "Kita sudah membuat fatwa haram tentang terorisme. Kalau itu terjadi di mesjid ini sudah luar biasa. Itu bisa berdampak luas. bisa berdampak kecurigaan siapa yang melakukan hal ini. Itu semakin membuat buruk citra dari paham-paham islam. Kita belum punya daya penangkalan terjadinya terorisme."

Bahkan dunia sepakat seperti halnya Mardigu, "Ini berarti kemampuan intelijen kita harus ditingkatkan," katanya.

Rentetan bom bunuh diri di Indonesia
No Waktu Peristiwa
1 28 Mei 2003 Bom meledak di Tentena , Poso, Sulawesi Tengah. Korban 22 orang tewas.
2 8 Juni 2005 Bom meledak di halaman rumah Ahli Dewan Pemutus Kebijakan Majelis Mujahidin Indonesia, Ust Abu Jibril di Pamulang Jawa Barat
3 1 Oktober 2005 Bom meledak di Kuta Bali. Peristiwa ini menelan 22 orang tewas.
4 31 Desember 2005 Bom meledak di Pasar daging Babi di Palu, Sulawesi Tengah
5 10 Maret 2006 Ledakan bom di rumah penjaga Kompleks Pura Agung Setana di Desa Toini. Poso.
6 22 Maret 2006 Sekitar pukul 19.00 Wita bom meledak di pos kampling di dusun Landangan, Desa Toini, Kecamatan Poso Pesisir
7 1 Juli 2006 Ledakan bom di gereja Kristen Sulawesi Tengah ( GKST Jalan Pulau Seram, Poso.
8 3 Agustus 2006 Sekitar pukul 20.00 Wita bom meledak di Stadion Kasintuwu yang terletak disamping Rumah Sakit Umum Poso
9 18 Agustus 2006 Bom meledak lagi di Poso
10 6 September 2006 Bom Meledak di Tangkura, Poso Pesisir Selatan
11 17 Juli 2009 Ledakan di Ritz Caltron dan JW Marriot. Sembilan Orang Tewas. Dengan Perstiwa ini polisi bukan hanya kecolongan, tetapi juga ditampar karena pelaku menggunakan metode baru yaitu menyusup dari dalam. Penyelidikan peristiwa ini pun belum menyeluruh dan belum tuntas.
12 30 September 2010 Sebuah ledakan yang diduga bom rakitan terjadi di Jalan Kalimalang depan Pasar Sumber Artha, Kota Bekasi, Jawa Barat, sekitar (perbatasan dengan kodya Bekasi), sekitar 100 meter dari pos polisi. Polisi menyatakan ledakan itu melukai satu orang korban yang diduga membawa bahan peledak itu dengan sepeda.
13 15 Maret 2011 Sebuah bom low explosive meledak di halaman kantor JIL Jaringan Islam Liberal). Melukai 3 orang, diantaranya seorang polisi yang mencoba menaklukkan paket bom. Teror ini dianggap modus baru.
14 15 April 2011 Bom yang diduga bom bunuh diri terjadi di Masjid Adzl Dzikra, kompeks Maplres Cirebon disaat para jamaah tengah khusuk beribadah shalat jumat. Seorang tewas, yakni pelaku bom, dan 30 orang luka berat dan ringan, yang kebanyakan adalah anggota polisi.

Polisi, Pemburu yang Kini Diburu?

Polisi, Pemburu yang Kini Diburu?
 
SIANG yang tenang. Empat orang anggota polisi, yaitu Bripda Yudistira,  Bripda Ibrar, Bripda Dedy Edwar dan Brida Ahyar tengah melakukan pengawalan terhadap mobil pembawa uang milik Bank Central Asia, Rabu (25/5).

Setelah sampai di kantor BCA yang terletak di Cabang Palu, Sulawesi Tengah, Jalan Emy Saelan, Palu Selatan, Bripda Yudistira dan Dedy langsung menempatkan diri di samping pos jaga. Sibuk lirik kanan-kiri, mata kedua Bripda ini seolah tak pernah lelah, lengah, sesaat pun untuk melakukan pengawasan. Bripda Ibrar dan Ahyar memilih berada di dalam pos jaga.
 
Kronologi Penembakan di Palu

Waktu itu sekitar Pukul 10.15 WITA. Sesosok 'Yamaha RX King' dengan suara mesin yang nyaring, berbaur kepulan asap motor dari knalpotnya, dipacu beriringan bersama sebuah 'Yamaha Jupiter' merah, mendekat, menghampiri Bripda Yudistira dan Dedy yang tengah berjaga. Kedua motor mendekat, membawa sosok empat orang yang berpenampilan tertutup di bagian kepala serta masing-masing orang yang duduk di 'bangku pembonceng' membawa sebuah senapan laras panjang. Berjarak sekitar 3 meter dari samping pos jaga, keempat bripda itu bahkan tak punya kesempatan untuk curiga.  Merasa terkejut bukan main, mereka menghardik para pengendara motor ini. "Letakkan senjata!". Peringatan itu percuma, bahkan keempat bripda dihadiahi berondongan peluru.

Tembakan itu menghunjam, meminta nyawa Bripda Yudistira dan Bripda Ibrar. Tubuh Bripda Dedy Edwar jatuh tersungkur, dihantam timah panas yang berhasil bersarang di pantat kirinya. Peluru itu bahkan tembus hingga ke bagian paha. Beruntung, Bripda Ahyar selamat. Usai memberi 'tembakan perpisahan' yang membabi buta, para pelaku kabur. Beberapa saat sebelum kabur, mereka sempat mengambil senjata Bripda Irbar yang berada di pos jaga. Polisi langsung menggelar olah TKP dan mengejar pelaku. Senjata pelaku dapat diidentifikasi berdasarkan peluru yang dihamburkan untuk saling tembak. Ditemukan selongsong peluru cal 5,26 yang biasa digunakan M 16, FNC, dan AK Rusia.

Perburuan Polisi dibantu oleh Tim Densus 88 serta warga pun dilakukan. Berhasil, kurang dari 12 jam setelah kejadian, polisi berhasil menangkap F dan H yang diduga terlibat langsung. Dari tangan F dan H disita pula senjata Jungle US Caraben, M- 16, magazen, 25 butir peluru Jungle US dan 5 butir peluru yang caraben dan senjata milik polisi yang dicuri waktu itu, yang juga didapatkan di tempat pelaku, V2. Dua orang lainnya, yaitu Fauzan dan Dayat alias Farouk, masih buron.

Motif dan Skenario

Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengatakan, penembakan itu dilakukan, bukan tanpa misi di baliknya. Direncanakan dan punya skenario. Aksi itu dilakukan, setelah para pelaku melakukan survei lokasi hingga tiga kali. Tujuan khususnya adalah senjata api yang direbut dari tangan polisi yang tewas. Dua orang pelaku yang ditangkap telah membenarkannya. Mereka sedang berupaya mengumpulkan senjata dan uang yang cukup bagi 'kelompoknya'. Mengejutkannya, saat melakukan pengejaran terhadap buron yang belum tertangkap, jumlah tersangka kembali bertambah. Semula diketahui hanya 4 orang, kini menjadi 9 orang. Bahkan menurut Kepala Kepolisian Resort Poso AKBP Pulung Rochmadiyanto, jumlah itu akan bertambah.

Polisi yang dulu begitu tenar, disegani, dan ditakuti, di balik 'simbol' dan 'atribut' seragam coklat tua, pistol, serta lencananya, namun kini menjadi sasaran buruan para teroris. Terbukti, belum usai para aparat keamanan itu mengamankan diri di Palu, lagi-lagi kasus penyerangan kembali terjadi. Kali ini dekat dengan Ibu Kota Jakarta, Bekasi. Aipda Sugiyantoro, merupakan seorang anggota Unit Ranmor Polresta Bekasi Kota yang menjadi korban. Dia tewas ditembak saat sedang berpatroli.

Pengamat teroris, Alchaidar, menilai, aksi polisi di Palu terkait dengan NII. Para teroris diduga merupakan anggota dari Penanggulangan Krisis (Kompak) yang merupakan faksi dari NII yang ada di Sulawesi Selatan. NII memang memanfaatkan para jamaahnya untuk melakukan aksi pencurian. Terinspirasi dari tokoh NII Kartosuwiryo dan Kahar Muzakkar serta kelompok gerakan Mindanao. Mereka ingin terlihat eksis. Lebih eksis dari NII Komandemen Wilayah (KW) IX. Faksi ini merasa tak dihargai, karena polisi menyatakan perang terhadap NII secara umum. Padahal faksi ini cenderung lebih brutal. Aksi NII KW IX selama ini cenderung mengatasnamakan NII secara general. Padahal ada pecahan lain dari NII yang lebih mengerikan.
 
Berikut adalah aksi teror yang dilakukan terhadap polisi selama beberapa waktu belakangan :

No Peristiwa Waktu Keterangan
1 Perampokan di Bank CIMB Niaga Medan 18 Agustus 2010 Satu anggota Brimob, Briptu Imanuel Simanjuntak tewas.
2 Serangan ke Polsek Hamparan Perak 22 September 2010 15 orang bertopeng melakukan penyerangan ke Markas Polsek Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara. Tiga polisi jaga tewas. kasus penyerangan ini terkait dengan perampokan CIMB Niaga Medan dan terorisme.
3 Bom Sepeda Kalimalang 30 September 2010 Pelaku berinisial AH berusaha meledakkan bom ditengah sejumlah personel polisi yang sedang berjaga di dekat Pos Polisi Sumber Arta, Bekasi. Mengandalkan sepeda dan bom berdaya ledak tinggi. Gagal, bom diduga terlebih dulu meledak.
4 Bom bunuh diri di Mapolresta Cirebon 15 April 2011 M Syarif melakukan bom bunuh diri di masjid Adz Dzikra, Mapolresta Cirebon, Jawa Barat. Pelaku meledakan diri ditengah- tengah jama'ah masjid yang akan melakukan shalat jum'at.
5 Penembakan Polisi di Kantor Bank BCA Jalan Emisaelan Palu 25 Mei 2011 Penembakan terhadap polisi yang tengah melakukan pengawalan terhadap mobil pembawa uang milik Bank Central Asia.
6 Penembakan terhadap Polisi Patroli di Bekasi 1 Juni 2011 Aipda Sugiyantoro tewas ditembak saat sedang berusaha memeriksa sebuah mobil Kijang Innova hitam yang parkir mencurigakan. Ditembak dari dalam mobil.

Minggu, 19 Juni 2011

H i t l e r.

Hitler:
"Kebenaran adalah kebohongan kali seribu..!!" Pilpres 2009: DPT : 171.265.442 orang. Golput plus suara tidak sah: 49.677.776 + 17.488.581= 67.166.357 orang. Pemilih= 104.099.085 orang. Perolehan suara SBY-Boed= 60% X 104.099.085= 62.459.451=37% dari jumlah pemilih sah!!. (Dugaan) penggelembungan=18 juta X 104 juta=17%. Perolehan SBY-Boed hanya=37%-17%=20%! Pantes saja dokumen KPU dimusnahkan?

SKANDAL
Skandal korupsi PARTAI DEMOKRAT sebagaimana yang dilansir media massa bermula dari terungkapnya kasus dugaan suap dan korupsi sekretaris MENPORA yang melibatkan kader-kader terpilih Partai demokrat, diantaranya Nazaruddin, Angelena Sondaqh, Andi Malarangeng, Ibas dan Anas Urbaningrung (KETUM PARTAI DEMOKRAT). Bermula dari pengakuan Rosalinda salah seorang kader demokrat yang terkait dengan bisnis Nazaruddin memberikan keterangan tentang keterkaitan Nazaruddin Dan Angalina Sondaqh dalam kasus Pembangunan Proyek gedung SEA GAME di Palembang, dan keterangan ini kemudian dicabut di KPK yang intinya menyatakan tidak mengenal Nazaruddin. Tapi ternyata Partai demokrat keliru besar, bahwa dengan dicabutnya keterangan Rosalinda justru kasus ini semakin membuka lebar praktek mafia dan suap PARTAI DEMOKRAT sebagai Bandar politik kekuatan SBY.terlebih setelah Mahfud MD membongkar dugaan suap Nazaruddin terhadap MK melalui sekretaris MK dan mengaitkan hal ini terhadap Presiden SBY. Konspirasi akhirnya makin terbongkar dengan terkaitnya Anas Urbaningrum dalam [posisi salah seorang komisaris perusahaan milik Nazaruddin.

Sabtu, 18 Juni 2011

Masih adakah Nurani Penegakan Hukum

SATJIPTO Rahardjo dalam bukunya yang membedah hukum progresif menyatakan,’’ hukum hendaknya mampu mengikuti perkembangan zaman, menjawab perubahan zaman dengan segala dasar di dalamnya, dan mampu melayani masyarakat dengan menyandarkan pada aspek moralitas dari SDM penegak hukum itu sendiri.’’ Sejak awal Prof Tjip sudah memberikan pemikiran akan suatu perubahan sosial pada masyarakat yang menyatakan dirinya tunduk pada hukum.

Faktanya, berbagai konflik hukum, telah memberikan kesimpulan, bahwa permasalahan sosial memberikan dampak yang menakutkan di satu sisi karena mengakibatkan  kerugian materi dan kemunduran moralitas. Namun di sisi lain bisa menguntungkan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dalam proses konflik tersebut. Bahkan mendatangkan keuntungan materi luar biasa. Karenanya, sering dikatakan bahwa penegakan hukum hanya sebuah dagelan mengingat hanya mengedepankan kepentingan pribadi/ kelompok dan politik, bukan keadilan masyarakat dan kebenaran.

Kita bisa berkaca pada kasus Bank Century, pengakuan Susno Duadji, kasus Gayus dan sebagainya, yang penyelesaiannya makin tidak jelas.

Sistem pengawasan, penanganan, dan penindakan ibarat lakon dagelan yang membosankan. Masyarakat hanya menjadi objek pendengar, pemirsa, dan pemerhati. Pengambil keputusan justru seperti menutup telingga dan membutakan mata, lihai membuat berbagai alasan sebagai pembelaan diri dengan menyalahkan orang lain, UU,  dan sistem. Pelaku kejahatan mempunyai kepentingan egoistis luar biasa, dan bila diwujudkan maka kerugian itu tidak saja dialami oleh korbannya tetapi yang menakutkan adalah hancurnya sistem sosial ekonomi, bahkan dapat menimbulkan kegoncangan sosial bernegara. Kita bisa melihat kejahatan kerah putih (white collar crime), yang kadang tidak bisa disentuh dengan cara apapun.

Kepentingan-kepentingan itu telah mengalahkan hati nurani pelaku perbuatan menyimpang tersebut, bahkan pembodohan yang diciptakannya tidak saja berhenti pada perbuatan itu. Dalam proses pemberantasan perbuatannya, pelaku-pelaku itu begitu lihai memengaruhi proses penegakan hukum atas dirinya. Termasuk setelah menjalani hukuman, mereka masih bisa memengaruhi penegak hukum sehingga nyaman di penjara, termasuk menjalankan bisnis atau jalan-jalan ke luar penjara.

Penyimpangan hukum yang luar biasa yang mengabaikan hukum (diregardling the law) dan tidak menghormati hukum (disrespecting the law) sudah demikian kronis. Perilaku tersebut menyebabkan timbulnya ketidakpercayaan terhadap hukum dan keadilan, yang akhirnya bisa menumbangkan keadilan (Satjipto Rahardjo; Penegakan Hukum: Suatu Tinjauan Sosiologis).

Kecerdasan Spiritual

Kejahatan yang luar biasa, dengan pelaku yang punya power, bahkan sangat licin tidak bisa dilawan dengan cara konvensional. Kita butuh cara yang luar biasa pula, dan untuk itu butuh kecerdasan yang tidak saja sebatas kecerdasan intelektual tapi juga kecerdasan spiritual. Hal itu sejalan dengan pemikiran Satjipto yang menyatakan, penegakan hukum dilakukan dengan penuh determinasi, empati, dedikasi komitmen terhadap penderitaan bangsa, dan disertai keberanian mencari jalan lain dari yang biasa dilakukan.

Komitmen, empati, dan dedikasi dibutuhkan oleh lembaga penegakan hukum dan manusianya, karena UU itu hanya sebuah tulisan yang tidak akan berfungsi nyata kalau tidak diwujudkan oleh manusia yang diberi kewenangan untuk itu. Jika manusia-manusia tersebut punya komitmen, empati, dan dedikasi, juga kewenangan dan kecerdasan intelektual sekaligus spiritual, maka nilai-nilai agama dan sanksi-sanksi spiritual yang diajarkan oleh Tuhan YME, dapat mengimbangi dirinya dalam menjalankan tugasnya yang mulia.

Selama menjalankan tugas menegakkan hukum maka kepentingan akan selalu menjadi godaan besar untuk bisa bersikap tegas atau sebaliknya. Hati nurani adalah salah satu bagian dari kecerdasan spiritual yang penting dan utama untuk mengimbangi timbulnya godaan kepentingan tersebut. Semoga dapat berjalan secara seimbang antara kepentingan dan hati nurani para penegak hukum di negara ini.

Rendahnya kewaspadaan polisi

KEKERASAN terhadap polisi dan lembaga Polri, yang sejak beberapa tahun terakhir terjadi di berbagai wilayah negeri ini, tidak terlepas dari kewajiban negara memberikan rasa aman kepada rakyat. Karena terlalu kompleks tugasnya, negara memberi mandat kepada aparat kepolisian untuk melakukannya. Di sinilah perlunya aparat kepolisian membangun hubungan kemitraan dan kerja sama harmonis dengan berbagai pihak, yang secara langsung atau tak langsung memiliki andil dalam manajemen kegiatan keamanan.

Untuk itu, Polri harus berupaya sekuat mungkin guna mengetahui dan menetapkan perorangan atau kelompok tertentu yang memiliki kemampuan mencegah bentuk-bentuk kejahatan, khususnya yang diwujudkan dalam aneka ragam kekerasan terhadap kinerja Polri.

Hal itu memerlukan pemantapan akuntabilitas internal Polri, di samping akuntabilitas eksternalnya, terutama dalam urusan pemberian rasa aman pada masyarakat. Akuntabilitas internal dan eksternal Polri, merupakan salah satu akses utama pencegahan kekerasan terhadap polisi, baik secara personel, maupun kelembagaan. Hal utama yang perlu ditonjolkan dalam akuntabilitas internal adalah menjamin bahwa setiap kinerja individual (sikap dan perilaku anggota), dapat dipertanggungjawabkan sesuai kode etik, disiplin, dan aturan perundang-undangan.

Kekerasan terhadap polisi di Indonesia yang belakangan ini terjadi, dapat dikaji dari beberapa aspek. Pertama; lemahnya sistem perencanan dan pelaksanaan pemberian rasa aman itu sendiri, khususnya dari indikator kurangnya jumlah personel, di berbagai sektor kegiatan polisi. Selain juga keterbatasan sarana dan prasarana kepolisian, serta rendahnya tingkat kesadaran akan risiko pelaksanaan tugas, dari personel itu sendiri. Rendahnya kewaspadaan polisi, membuka akses perlawanan penjahat atau orang-orang yang tidak patuh hukum.

Menumbuhkan Kepercayaan

Kedua; lemahnya daya tanggap dan daya tangkal komando dalam memprediksi peluang perlawanan terhadap polisi, baik dari komunitas maupun pihak lain. Di sinilah perlunya optimalisasi pekerjaan intelijen Polri, terutama guna ìmembacaî kekuatan eksternal yang dipredikasi mempunyai potensi sekaligus minat untuk melakukan perlawanan terhadap kinerja Polri. Untuk itu, diperlukan sajian informasi komprehensif tentang kemungkinan resistensi pihak tertentu terhadap upaya Polri menegakkan rasa aman masyarakat.

Ketiga; keseriusan seluruh personel untuk mengendalikan diri dalam melaksanakan tugas pokok, tugas lain, fungsi, dan kewenangan Polri. Pengendalian diri ini diperlukan guna mencegah opini publik bahwa Polri adalah organ negara superbody, yang (dalam berbagai tindakan personelnya) seolah-olah tidak tersentuh hukum. Di samping, seakan-akan dapat melakukan apa saja, termasuk memasuki atau mengambil alih bidang tugas institusi negara yang lain.
Keempat; perlunya segenap anggota Polri menjunjung tinggi Skep Kapolri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Prinsip Dasar Implementasi HAM bagi anggota. Pengakuan dan penghargaan terhadap integritas dan standar HAM oleh anggota Polri itu, diharapkan dapat sedini mungkin menumbuhkan kepercayaan masyarakat atas tekad Polri menegakkan HAM dalam melaksanakan tugas kepolisian.

Kelima; kemampuan Polri dalam mengaktualisasikan standar pelayanan minimal bagi semua pihak. Standar pelayanan ini dilandasi oleh janji Polri membangun pelayanan prima, sesuai pilar ketiga Grand Strategy Polri 2005-2025, terutama pada kurun 2020-2025.

Keenam; upaya pencegahan kekerasan terhadap polisi di Indonesia, adalah pemahaman atas indikator potensial keseluruhan pekerjaan kepolisian. Dalam hal ini, setiap anggota perlu mempertimbangkan indikator legalitas, nesesitas, dan proporsionalitasnya. Indikator legalitas, mendorong kesadaran setiap personel, bahwa tindakan mereka ada dasar hukumnya, selain sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Indikator nesesitas tampak dari wujud kesadaran polisi bahwa tindakan pribadi dan lembaganya diperlukan oleh pihak lain, sesuai amanat hukum yang berlaku. Sedang indikator proporsionalitas akan memperkuat kesadaran mereka, bahwa tindakan polisi tidak berlebihan, masuk akal, tidak memberatkan pihak manapun, dan selalu dalam  koridor hukum.  

Jumat, 17 Juni 2011

Ideologi Negeriku Tergadaikan




      Bangsa kita gaduh oleh sejumlah kasus skandal yang merugikan dan merusak tatanan kenegaraan. Menggurita di lembaga pemerintahan (eksekutif, legislatif, yudikatif). 13 tahun Reformasi yang membuka ruang bagi siapa saja untuk turut berpartisipasi. Mereka yang tanpa jaminan integritas moral dan skill, akhirnya  mampu menguasai struktur dan sektor vital di Negara ini karena jurus sakti
sebagai pemilik sumberdaya (kekuasaan, massa dan uang).Tidak hadirnya ideologi dicerminkan oleh laku pragmatisme politisi, semakin memperparah syahwat kekuasaan yang dengan sekejap mampu dilegitimasi oleh sistem.

      Dukungan mayoritas yang telah direkayasa dengan materi (pengusaha) dibackup kekuasaan (birokrat). Partai politik menjadi sekadar tumpangan yang dengan mudah ditinggalkan jika hasrat telah tercapai. Lihatlah begitu banyak yang menjadi politisi kutu loncat. Malah ada yang memelihara, nahas!

      Diperparah lagi oleh kapasitas leadership yang lemah. Tidak hadirnya keberanian dan ketegasan, menjadi celah untuk berbuat di luar koridor hukum –agama, negara, budaya dan sosial-.

     Agenda mendesak bagi partai politik sebagai instrumen demokrasi, adalah menyiapkan kader-kader dengan basis ideologi yang mengakar. Mereka hanya bisa digembleng dalam sistem kaderisasi yang ketat.

      Bukan politisi dan pemimpin yang dihasilkan secara instan karena kemampuan finansial. Seperti para politisi kutu loncat, yang saban hari akrab dengan  berbagai skandal memalukan. Demokrasi dibajak!

      Di sinilah salah satu titik krusial masa depan demokrasi. Karena keterbukaan informasi, secara langsung mengedukasi masyarakat yang telah jenuh dengan lakon politisi karbitan yang hanya membawa egoisme kelompok.

      Dalam konteks marketing politik, diferensiasi partai politik menjadi fundamen magnetik. Partai yang berani melawan arus politik pragmatis tentu menjadi osae yang dinanti.

      Persepsi kegagalan rezim SBY menciptakan pemerintahan bersih yang dikonstruk oleh blow up media, tergambar dari ketidakpuasan masyarakat kian meruncing. Termasuk munculnya kerinduan terhadap Orde Baru.

      Kenyataan ini bisa menjadi bom waktu yang akan menimbulkan ledakan apatisme kolektif rakyat terhadap demokrat, (pelaku demokrasi). Apatisme menuju jurang demokrasi delegitimatif. Demokrasi elitis tanpa partisipasi rakyat.

      Apa yang diperjuangkan berdarah-darah oleh mahasiswa dan elemen civil society lainnya melalui reformasi 1998, bisa jadi tidak berarti lagi. Karena kini Demokrasi dikangkangi oleh mereka yang tidak siap. Krisis moralitas dan kapasitas leadership.

      Disinilah pentingnya moral dan ideologi sebagai pembeda (diferensiasi). Sel organik dan antitesis terhadap kontruksi politik liberal yang redusir.

      Sebagai generasi muda yang akan mengambil estafet kepemimpinan bangsa, pemuda hendaknya menyiapkan diri. Tantangan futuristik pemuda, menempa dua sisi integral. Integritas moral dan leadership yang semakain langkah. Wallahu'alam!