Pages

Sabtu, 05 Maret 2011

Akulah Pedagang Hukum di Negeri Ini…!!!



Akulah Polisi Korup dan Pedagang Hukum di Negeri Ini…!!!
By : Langit

Perkenalkan nama saya Warkum, berikut ini cerita nyata yang saya alami sendiri di negara saya.

Sebagai polisi yang sudah kenyang duit rakyat di Republik Dongeng ini, boleh donk sekali-kali saya curhat??? Mengeluarkan uneg - uneg yang cukup mengganjal di sanubari ini, saking sudah kenyangnya dan banyak dosanya mungkin ya??? Sampai saya sendiri sudah nggak kuat dan pengen nulis di sini. Siapa tau bisa membuat saya lega dan agak plong sedikit.

Yah, sebagai aparat negara yang mempunyai jabatan tinggi di kepolisian, saya sudah banyak makan asam garam di dunia saya ini, apalagi di usia saya yang sudah hampir menginjak kepala lima. Untuk duduk di kursi tinggi ini sangat tidak mudah, banyak halangan dan rintangan serta persaingan, aksi saling sikutpun sudah hal yang sangat biasa. Jujur saja, untuk duduk di sini saya ambil jalan pintas, hehe… Ini sudah hal biasa, kalau mau jujur ya hancur, piye jaaaal???? Mendingan bermain kotor sekalian.

Prestasi yang saya torehkan sudah banyak, misalnya, prestasi menyutradari sekaligus membuat skenario sebuah drama penangkapan pejabat yang sudah lama  korup yang mandeg ngasih uang sogokan ke saya (korup sudah biasa, yang nggak biasa dan membuat saya berang gara-gara dia mandeg setor uang ke saya, akhirnya saya tangkap saja dah, saking sebalnya, di ancam sudah nggak mempan), kemudian menyutradari dan membuat skenario besar drama penangkapan pejabat yang tidak salah namun bisa di salahkan, bahkan bisa di fitnah dan di penjarakan, dan masih banyak prestasi  lainnya dari saya yang saya kerjakan bak sutradara kawakan dalam sebuah film-film holywood.

Begini para pembaca yang budiman di seluruh negeri Republik Dongeng ini, saya pengen cerita sedikit mengenai penangkapan seorang pejabat bernama Samiun yang di sutradai oleh saya, atas suruhan seorang bos besar penguasa republik dongeng ini yang bernama Palon yang sebetulnya juga cukup korup  (tapi korupnya nggak pernah ketauan publik), sebetulnya saya tau betul  si Samiun ini  nggak salah, cuman yaitu tadi, dia tau segala kebusukan saya gara-gara si Sodrun (kebetulan jadinya wees, ada yang nyuruh nangkep, sayanya di bayar gede pulak), dia tau betul saya sering mendapat sogokan dari seorang pengusaha yang bernama Sodrun, Salahnya itu si Sodrun keburu ngadu ngadu kebusukan saya, tak maulah saya nantinya sama-sama masuk penjara, akhirnya saya adu domba saja deh dua keledai ini (Samiun dan Sodrun) ke bos besar yg lumayan dendam sama si Samiun (gara garanya si Samiun berani-beraninya jeblosin besan si bos Palon ke penjara karena kasus korup juga). Nah, dari pada nanti si bos Palon tau kebusukan saya bila kedua keledai ini bernyanyi di depan si bos Palon, akhirnya saya bikin rencana yang lebih busuk dan sadis lagi, yaitu menghabisi si Sodrun dengan cara dor dia, saya suruh anak buah dengan bayaran yang lumayan, anak buah nyuruh lagi orang orang luar, matilah si Sodrun, selamatlah saya. Ide busuk yang lebih sadis  menghampiri saya di tengah kemelut rakya negeri dongeng ini, memanglah saya ini cukup pintar menjadi sutradara besar, saya bikinlah skenario lain yang lebih yahud, saya katakan pada si bos Palon dan semua orang, bahwa yang membunuh si Sodrun ini adalah si Samiun, (salah sendiri jadi orang terlalu jujur dan suci), kebetulan lagi si bos Palon masih menyimpan dendam lama, gara-gara si Samiun berani menjebloskan sang besan ke penjara, si bos Palon sudah terlanjur malu, jadi dendam lama bersemi kembali rupanya, tak ada kata ampun bagi si Samiun. Di penjaralah dia belasan tahun lamanya.  Padahal hampir slamet dia, gara-gara nyanyian kawan saya lainya yang bersaksi di pengadilan waktu itu. Tapi dewi fortuna masih mengampiri saya dan kawan2 busuk saya, karena si jaksa dan si hakim sudah di bayar sama si Palon. Kemudian belum lama ini si bos Palon bikin sesuatu yang nggak masuk akal, yaitu mengeluarkan beberapa orang dari penjara, termasuk besan sendiri, saya sih sudah tau rencana ini dari lama, cuman saya juga diam-diam saja. Kalau mau slamet mendingan diem.

Rumit memang sebagai pelaku sekaligus perancang skenario besar ini, masing-masing dari kami sudah punya kartu truf, satu sama lain bisa saling tendang kalau mau, siapa berani buka kartu duluan, dia gak bakalan slamet, karena pada akhirnya kami yang busuk-busuk ini bakalan rame-rame nendang dia. Siapa berani nyanyi-nyanyi di luaran sana dan buka-buka aib kami, maka dia sendiri yang bakalan celaka, kami bisa putar balikan kata- kata dia. Sudah banyak contohnya, di mana ada anggota kami yang berkghianat dan membuka suara, maka dia yang celaka, di buat seolah dia yang salah..hehehe.. hebat bukan?? Kami di lawan…!!!

Cuman celakanya saat ini, banyak kasus-kasus yang terkuak, yang kemudian kembali lagi membawa -bawa nama si Samiun.  Mangkanya saya deg degan juga. Ada pengusaha brengsek yang korup dan ketangkep, duitnya banyak, trus kita makan rame-rame, nggak taunya, dia itu tau masalah yang sebenarnya mengenai kematian si Sodrun, dan kasus si Samiun, saya dan kawan-kawan sayalah nantinya yang cilaka dua belas. Mangkanya saya lagi merayu dia supaya dia nggak nyanyi terus, bisa bahaya ini, saya iming - imingi dia penjara sebentar  sebagai formalitas saja, dari pada penjara lama-lama tapi saya dan teman-teman saya yang makan duit dia keseret juga, kan berabe. Saya juga sedang ngerayu dia, bahwa dia bisa ngapa - ngapain di penjara nanti, mau jalan-jalan kek, mau plesiran kek, mau makan enak kek, mau nengok anak bini kek, pokoknya saya bolehin semua, asalkan jangan nyanyi mulu, pusing pala saya dengerin nyanyian dia, bikin saya nggak bisa tidur, jantungan terus, bisa-bisa mati muda saya. Awalnya dia nurut dan sempat plesiran ke tempat-tempat yang dia suka, cuman belakangan dia malah ngancem-ngancem nggak jelas, sampai ada beberapa bawahan saya yang di pecat pulak buat mengcover masalah ini, biarin sajalah, yang penting sayanya dan beberapa kawan lainya masih slamet. Pegawai rendahan memang sudah biasa jadi tumbal. Sampai hari ini kami masih negosisai sama dia, mudah-mudahan berhasil. Dan nggak bawa-bawa nama kami. Amin.

Ada lagi cerita lain yang bikin saya akhir-akhir ini pusing juga, anak buah saya yang jujur itu juga berani-beraninya membuka sedikit demi sedikit aib saya, tapi untungnya banyak anak buah saya yang malah justru memelintir pernyataan dia, jadilah seolah dia yang salah dan memfitnah saya, di buatlah skenario supaya seolah dia memang gila jabatan dan ingin menyingkirkan saya. Terus terang saya agak-agak was was juga, karena dia tau saya banyak berhubungan dengan bos bos negeri dongeng ini, banyak bos yang meminta saya jadi sutradara atas beberapa kasus yang menimpanya, bagi saya, asal ada duit maka kasus apapun bisa di putar  balikan, bila kasusnya tiba di pengadilan maka jaksa negeri dongeng yang saya pakai memang yang sudah sya siapkan sendiri, jaksa khusus langganan saya, si jaksa ini doyan duit juga. Tak heran kasus apapun bisa di mentahkan dan di bekukan. Paling-paling masyarakat bisanya mencaci maki doang. Memang bisa apa selian caci maki dan demo, toh pada kenyataanya hukum negeri ini bisa di beli. Makanya para pembaca yang budiman, jangan heran bila besok kalian melihat maling kakao di penjara 2 bulan, tapi koruptor bisa bebas bergentayangan. Duitlah yang berbicara.

Hayo silahkan caci maki saya, nggak perduli saya, wong kalian sudah tau sendiri, urat kemaluan orang macam saya ini sudah putus babar blas, mukanya tebal lebih tebal dari tembok china, hatinya lebih keras dari batu berlian sekalipun…
Kalau di tanya apa saya nggak takut dengan dosa??? Coba saja kalian tanyakan pada rumput yang bergoyang, kalau saya takut, nggak bakalan saya makan duit-duit panas itu. Saya benar-benar cinta mati sama duit, makanya sampai bunuh orangpun tak masalah bagi saya, duit itu segalanya bagi saya.

Beberapa teman saya juga nggak kalah hebatnya dengan saya, contohnya dalam kasus narkoba, mereka bisa membuat sebuah skenario besar, bandar narkoba kelas kakap di buat kabur dari penjara, hebat bukan??? Siapa yang mau percaya dia kabur?? Orang begokpun tau kalau dia di buat kabur, tergantung sepakat atau tidak dengan bayarannya, nantinya pegawai-pegawai kecil mbikinin lobang di atas langit-langit, pada waktu yang sudah di sepakati, misalnya tengah malam buta, dibuatlah tersangka kabur, di larikan sesuai rencana. Pagi harinya, di buatlah geger seluruh negeri dongeng ini, sebarkan berita minggatnya tersangka dari tahanan. Memanglah otak mereka tak kalah canggih dengan para sutradara bolywood maupun holywood.

Ada lagi kasus lain, di mana si tersangka di buat pura-pura sakit, berobat ke luar negeri, selanjutnya nggak pulang pulang untuk selamanya, lebih parah dari bang Toyip… Kebanyakan sih kasus korup, karena kasus ini pasti pelakunya di jamin duitnya banyak, bisa bayar kita seberapapaun kita mau. Tapi kadang-kadang ada acara tawar menawar juga sih, kayak ibu-ibu nawar sayur di pasar. Kita juga harus ekstra hati-hati, karena kadang-kadang kalau bicara melalui telephon atau HP bisa di sadap, duit bayaranpun nggak pakai transfer, tapi pakai karung, nantinya yang bawa kuli panggul di antar ke rumah saya, mirip mau antar beras. Biar saja di katakan katrok, asal nggak ketauan, kalau terpaksa ketauan ya paling paling yang mergokin saya kasih beberapa gepok buat tutup mulut. Aman dan nyaman deh.
Akulah polisi korup dan pedagang hukum di negeriku sendiri.  Masih banyak skenario yang akan saya susun demi dagangan saya, yang di bantu oleh para jaksa dan segenap kru lainya. Apalagi sebentar lagi mau ada pertemuan penting masalah suap menyuap dengan salah satu bos negeri dongeng ini, jadi saya sudahi dulu sampai di sini. Agak plong perasaan saya setelah mencurhkan isi hati saya di sini.  Di belakang saya, ada beberapa orang yang membeking saya dan kawan - kawan lainya, pokoknya skenario demi skenario akan kami rancang di negeri dongeng ini. Nantinya orang-orang yang tak sejalan dengan kami yang akan kami jadikan tumbal. Tentu saja kami cuci tangan bersih sebersih bersihnya. Kami manusia serakah dan tak punya hati ya?? Ya memang, saya bahkan sadar sesadar sadarnya akan hal itu. Kami tak akan berhenti sampai helaan nafas terakhir saya mungki. Tapi ini belum seberapa, di banding dengan pejabat lainya yang hampir-hampir menjual pulau, atau jangan-jangan sudah ya?? Saya sendiri kurang paham, mangkanya kalian para pembaca yang budiman, jangan kaget bila suatu hari negeri kami juga di jual, mudah-mudahan saya kecipratan barang sedikit, hehehe… AMIN.

Prinspi kami, anda membeli, kami menjual. Jangan harap ada keadilan bila uang sudah berbicara.

Sekian dan terima kasih.

Note : 
Bila ada kesamaan nama tokoh, jalan cerita dan apapun itu namanya,    semata-mata hanya kebetulan belaka, karena aslinya cuman ngarang yang ngasal sesukanya si penulis…

Salam

Langit



Tidak ada komentar:

Posting Komentar